Skip to main content

KUMPULAN CERPEN REMAJA



KUMPULAN CERPEN REMAJA terbaik
Hai minna_ ????

                 numpang pinjemm mataa yaaa ...., niee blog barunyaa qtaa "reader : qt ??? loe aja kali ggue nggak" *plukkk* ditimpuk sendal kna sok akrab... sebenarnyaa admin cuma nebeng ng'post diblognya racap "reader : truzz ??? mslh buat guee" *plukkk* ditimbuk sendal lagi  ......

     Okehhhhh loq begituuuu to d point z eaaaa minna .. maaf eaa admin cuma pemula  jdi msihhh Gaje gituuu dachhh, tapi kn nggr mnjamin HAM trmasuk mngelurakan pikiran scr lisan dn tulisan dlm UUD 45 pasal 28 jadiiiiiiiii_minta komennnyaa setelah baca yaaaaa dan berhubungan dengan itu.....*reader mngilang krn admin trlalu banyak ngocehhhh_mosterrr dr setiap reader pun meledak*  "reader: admin cerewetttttttt !"

     Admin kabur sambil lempar papan pengumuman  WELCOME TO JECKSII'_FRASHTICKA'z BLOG READERRRRRRRRR !!!!!!!!!!

Brikut beberapa cerpen karya Admin ...... SELAMAT MEMBACA ::




CINTA UNTUK SAHABATKU

  
   Hari itu jam istirahat. Aku dan sahabatku, Lia masih asyik dengan camilan kami masing-masing. ‘’eh, pameran foto besok... ku mau ikut, siapa tau punyaku kepajang, hehe.. sekalian cari image’’ kataku mengutarakan niatku pada Lia sambil menyengir. ‘’hmn... kalau punyamu pasti kepajang, soal yang kaya’ begituan kan... dari kelas delapan kamu yang paling jago’’ respon Lia atas niatku. ‘’ich... kamu bisa aja buat kepalaku gede, but thanks for your support my best friend !’’ jawabku kembali menyengir. ‘’ya,ya,ya,’’ kata Lia. ‘’tapi... kamu ikut juga ya... kita kan best friend dimana ada aku, disana ada kamu. Dan kita akan buat semua iri dengan persahabatan kita yang FOREVER,’’ kataku pada Lia.

   Seminggu setelah hari itu, saat dimana pameran foto sekolah digelar. Aku berlari menuju tempat pemajangan, tepatnya acara pemeran foto itu digelar diruang serbaguna sekolahku. Dengan rasa yang cukup percaya diri aku menuju tempat pemajangan foto terbaik. Setelah aku melihatnya terpajang sebuah foto dengan judul MEGA MERAH DIKALA SENJA. Aku terpaku melihatnya, dengan hati berbalut kecewa dan benci. Bukan, itu bukan foto karyaku itu milik Lia. Hatiku terasa panas, dan menghakiminya sebagai penghianat karena telah merebut mimpi yang seharusnya jadi milikku. Dengan wajah buram berbalut kecewa aku keluar dari tempat itu. Setah sampai dipintu keluar, aku melihat Lia dengan Iqbal. Sosok yang sudah menjadi pemilik hatiku sejak kelas tujuh, namun belum pernah kuutarakan pada siapapun, termasuk Lia sahabatku. Hingga sampai sekarang aku hanya sebatas pengagum baginya, meski dia begitu baik pada siapapun. Saat Lia melihatku ‘’ oppy!!!,’’ panggilnya. Namun tak kuhiraukan sebagai imbas atas rasa kesalku padanya. Teganya kau ! bukan hanya merebut mimpiku ! tapi juga pemilik hatiku ! you are not my best friend againt  kataku dalam hati.

   Keesokan harinya. Saat jam istirahat, aku melihat Lia berbaur dengan teman-teman yang lain melihat mading. Karena penasaran aku bertanya pada salah seorang teman ,’’ech, ada apa sich ?’’. ‘’Ough, nie Pyy pengumuman pemenang seleksi lomba foto remaja, ternyata sekolah kita diwakili Lia ea...., beruntung banget kamu punya sahabat kaya’ dia. Ngemeng-ngemeng kamu gak ikut penyeleksian kemarin ya?? Kok punyamu gak ada???,’’ katany balik bertanya. ‘’Tau o’on ! bawel banget sich jadi orang !,’’ jawabku kesal mendengar pujiannya tentang Lia. Lalu akupun pergi. Saat aku berjalan beberapa langkah ‘’STOP !,’’ kata Lia tiba-tiba menghentikan langkahku ‘’SMSku yang tadi malem, kok gk dibales ? padahal ada berita seru loh...,’’ katanya dengan wajah polos padaku. ‘’Gak ach, males,’’ jawabku pendek sembari menghindarinya. ‘’Ich.. Oppy sok cuek...,’’ katanya menggoda sambil kembali menghadangku ’’emn, jangan cuek dong, kan jelek,’’ godanya lagi. ‘’minggir sana,’’ kataku. Namun dia tetap saja menghadangku. ‘’Minggir !,’’ kataku sembari mendorongnya  hingga terjatuh ‘’BRUUKK!!!’’ spontan teman-temanpun memusatkan perhatiannya pada kami. Terlebih padaku dengan tatapan tidak suka. Tanganku terasa berat untuk dijulurkan padanya. Hingga Iqbalpun datang untuk menolongnya ‘’Oppy ! kamu ini apa-apaan sich !? keterlaluan tau gak !,’’ katanya padaku dengan nada tinggi. ‘’palingan Lia tu cari muka !,’’ balasku. ‘’Percuma ya, ngomong sama kamu ! gak punya hati !,’’ katanya sambil membantu Lia berdiri. ‘’Ayo Lia, kamu gak butuh sahabat kaya’ dia, kamu bisa dapat yang lebih baik,’’ katanya menyindirku sambil berlalu. Rasa bersalah datang menyelimuti hatiku atas perlakuanku pada Lia, namun tak sebesar rasa kesalku padanya.

   Saat jam pulang tiba, suara Lia memanggilku dari kejauhan, namun dengan bodoh tak kupedulikan. Sampai akhirnya ketika aku akan menyebrang jalan sebuah mini bus melaju cepat dari arah barat. Tak ada yang bisa kukatakan. Aku hanya merasakan sosok hangat mendekapku, hingga semua terlihat gelap, dan akupun tak sadarkan diri.

   Sebuah tembok dengan cat putih pucat yang kulihat pertama kali, dengan aroma seperti lemari P3K dirumahku, ya... baunya mirip AMOXCILIN  yang biasa diberi kan ibu untukku saat nyeri. Namun saat ini aku tidak peduli, karena pening tubuh terasa lebih buruk dari itu. Aku bangun. Tiba-tiba Iqbal masuk ‘’kamu  gak apa-apa ?,’’ tanyanya. Aku menggeleng. Tidak biasanya aku tidak merasakan apa-apa terhadap Iqbal yang kupuja. ‘’tadi... Lia nyelametin kamu pas mau ketabrak,’’ katanya membuka dialog. ‘’Lia ?? ,’’ tanyaku tidak percaya. Iqbal mengangguk. Rasa bersalah dan menyesal bercampur mengguyur hatiku. Aku ingin segera bertemu dengannya. ‘’Lia dimana sekarang ?,’’ tanyaku. ‘’Diluar, dia gak mau kamu marah karena kehadirannya,’’ jawab Iqbal. ‘’Iqbal... aku pengen ketemu Lia... aku nyesel..., tolong bantu aku kedia,’’ pintaku. Tanpa fikir panjang, Iqbalpun membantuku menuju Lia. Lia terpaku menunduk diruang tunggu. Aku mendekapnya, iapun bangun dengan wajah terguyur air mata, tanpa fikir panjang akupun memeluknya. ‘’Maafin aku Pyy... tapi aku bener-bener gak tau salahku apa,’’ katanya. ‘’Bukan kamu yang salah tapi aku, semua salah aku,’’ kataku  ‘’aku iri sama kamu, keberhasilan kamu, dan semuanya, dan aku salah banget Lia.... tapi, kamu tetap mau jadi sahabat aku, nyelamrtin aku,’’ lanjutku. ‘’Jangan peduliin semua itu, kita tetap jadi sahabat apapun yang terjadi,’’ jawabnya. Diwajahnya tersungging senyum seorang sahabat. Ya... sahabat untukku, SELAMANYA.........



Pating By_YULIA PRASTIKA                






                                               CINTA  YANG  SEBENARNYA




   Kecepatanku hampir enam puluh kilo meter per jam. Cukup ngebut untuk orang sepertiku yang jarang mengendarai motor. Setelah sampai digang yang cukup kecil, aku menurunkan kecepatan dan melaju perlahan kemudian mematikan motor tepat didepan halaman sebuah rumah yang tak bergerbang.

   ‘’permisi.. apa mayanya ada..,’’ tanyaku berusaha untuk sopan terhadap pemilik rumah yang yang sedang berkebun.

   ‘’Maya !!,’’ teriaknya dengan keras. Namun tak ada jawaban.

   ‘’Maya !!,’’ teriaknya lagi. Namun tetap tak ada jawaban.

 Akhirnya dia mempersilahkanku untuk mencarinya diteras rumah itu. Akupun menaiki satu demi satu anak tangga agar sampai diteras rumah tersebut karena letaknya cukup tinggi.
    ‘’hei !!,’’ kataku mengagetkannya yang sedang asyik bermain ponsel diteras rumahnya. Spontan iapun terkejut dengan kehadiranku.
    ‘’Opi,’’ katanya ‘’kapan kau datang !?,’’ lanjutnya.
    ‘’dari tadi aku berteriak memanggilmu, tapi tak ada jawaban. Jadi terpaksa aku hadir tanpa permisi,’’ jawabku. Dia tersenyum manis seperti biasa.
    ‘’ada apa kau mencariku ?,’’ tanyanya. ‘’tidak ada,’’ kataku ‘’aku hanya merindukanmu,’’ lanjutku dengan wajah manja yang bodoh.
   ‘’hmn....,’’ kau itu ‘’o ya, aku ingin menceritakanmu sesuatu,’’ lanjutnya.
   ‘’apa,’’ tanyaku.
   ‘’tapi.... kau harus berjanji untuk tidak mengatakannya pada siapapun,’’ pintanya.                                        ‘’kau bisa percaya padaku, bukankah kita adalah sahabat,’’ responku.
   ‘’ begini ..., aku telah menceritakan semuanya pada Tommy.., apapun yang telah dilakukan Shiren tentang penghianatan perasaannya pada Tommy. Dan juga tentang pihak ketiga dintara mereka,’’ kata Maya kemudian menghela nafas panjang. ‘’ya... itu memang harus dilakukan, akupun sudah lelah pura-pura bahagia didepan Tommy tentang hubungannya dengan Shiren. Tommy adalah teman kita, betapa teganya kita jika kita membiarkannya terus dikhianati cinta pertamanya. Lebih baik dia sakit  sekarang, dari pada dia kan sakit kemudian,’’ responku ‘’lalu bagaimana tindakannya setelah kau memberi tahunya ?,’’ lanjutku.
    ‘’dia langsung menelphone Shiren, dan mengatakan bahwa dia telah menyesal tentang semua perasaannya terhadap Shiren, dan dia telah menyesal mengenalnya. Semua perasaan benci ia luapkan pada saat itu, kekesalan yang tidak pernah kulihat sebelumnya setelah sekian lama aku berteman dengan Tommy,’’ kata Maya.
    Aku terkejut mendengar semua pernyataan maya ‘’lalu bagaimana dengan Shiren,’’ tanyaku.
    ‘’dia hanya tertawa tidak peduli, lalu mematikan telphonenya,’’ jawab Maya.
   Aku seolah merasakan apa yang Tommy rasakan. Sebuah penghianatan. Sejenak ku ingat bagaimana sulitnya Tommy berusaha menjaga perasaan Shiren. Hingga ia menjauhi semua teman wanitanya, hanya agar Shiren tidak cemburu, namun jika dibandingkan dengan begitu mudahnya Shiren menghempaskan perasaan Tommy.. sungguh tak ada harganya.
    Kenapa Shiren begitu kejam ?  tanyaku dalam hati. Shiren yang pertama kali kukenal adalah Shiren yang pemalu, baik hati, dan begitu polos hingga tidak mengenal cinta apalagi sebuah penghianatan bukan Shiren yang saat ini bersifat sebaliknya. Akankah dia bukan Shiren sahabatku. Pengakuan membuatnya terlalu buta, pengakuan bahwa dia adalah gadis yang sempurna, ya... dia memang begitu cantik, hingga tak bisa kupungkiri bahwa akupun iri padanya. Tapi apakah semua ini hanya karena aku iri karena tidak memiliki wajah secantik dia ? tapi aku harus sadar bahwa kecantikan bukanlah dasar dari perasaan cinta yang sesungguhnya tapi berdasar pada bagaimana kita menjaga cinta itu dengan sebaik-baiknya. Jadi sekalipun aku tidak cantik jika aku kelak memiliki cinta aku harus pandai dalam menjaganya semampu yang aku bisa. Kata hatiku dalam lamunan yang panjang.                             ‘’hei!!,’’ kata Maya mengagetkanku ‘’apa yang kau pikirkan ??,’’ lanjutnya.
    Aku hanya tersenyum ‘’tidak ada,’’ jawabku. ‘’apa fikiranmu dihinggapi bayangan Raka ?,’’ katanya menggoda. ‘’Raka ? yang benar saja, aku lelah memikirkannya yang menggantung perasaanku dengan menghilang selama satu bulan lebih,’’ responku.
    ‘’aku juga mengatakan bahwa Tari sangat mencintainya sampai saat ini,’’ kata Maya.
   ‘’lalu bagaiman responnya ?,’’ tanyaku.
   ‘’dia sangat menyesal karena telah menutup mata pada cinta yang sebenarnya, cinta yang selalu menanti hatinya begitu lama dan cinta yang belum bisa melupakannya. Dia terlihat sangat menyesal dan menyebut nama Tari berkali-kali,’’ kata Maya.
    Aku berfikir tak lama lagi akan ada kisah cinta baru yang kian meninggalkanku dalam kesendirian. Ya... karena hanya aku diantara mereka yang masih tidak tentu kisahnya.
   ‘’Tari...,’’ teriakku menyusuri pematang sawah. Seorang gadis berkulit putih bersih mengenakan jilbab merah jambupun mendekat. Dia mengusap peluhnya yang hampir mengalir kemata karena teriknya hari itu.
   ‘’ada apa,’’ tanyanya dengan wajah kegerahan.
   ‘’apa kau tau soal hubungan Tommy dan Shiren akhir-akhir ini ?,’’ balikku bertanya.
    ‘’iya, aku tau. Shiren sendiri yang menceritakannya padaku.
    ‘’lalu bagaimana ?, bukankah itu bagus. Peluangmu cukup besar dan aku mendukung sepenuhnya. Bukankah kalian cocok ?,’’ kataku kegirangan.
    ‘’apa maksudmu. Shiren hanya mengatakan hubungannya dengan Tommy sedang tidak baik, bukan apa-apa jadi bagaimana kau bisa mengatakan ini adalah peluang yang baik untukku ?,’’ kataTari.
   ‘’hah...., ternyata kau tidak tau apa yang terjadi sebelum itu,’’ kataku. ‘’memangnya apa yang terjadi ?,’’ tanya Tari.
   ‘’Begini... Maya telah mengatakan semuanya pada Tommy, semuanya tentang Shiren yang mempermainkan hatinya, karena Maya sudah tidak tahan dengan perlakuan Shiren pada Tommy. Yang bertopeng wajah polos didepan Tommy, sedang yang sebenarnya Tommy dipermainkan, dan Tommy menyesalkan sikap Maya yang memberi tahunya sekarang, setelah Tommy benar-benar mengorbankan segallanya untuk Shiren. Namun Maya mengatakan itu lebih baik dari pada tidak sama sekali dan diapun merasa tidak enak pada Shiren jika harus memberi tahu Tommy, karena mereka berdua adalah teman Maya, dia takut jika seandainya harus dikatakan penghianat salah satu diantara mereka. Tapi Mayapun tidak tahan pada sikap Shiren yang akhirnya terjadilah...,’’ jawabku mengakhiri penjelasan yang penjang itu.
    Tari menghela nafas panjang ... lalu menunduk. ‘’o iya, Maya juga mengatakan bahwa kau adalah orang yang benar-benar mencintai Tommy. Kau adalah cinta yang yang belum bisa melupakannya. Kau adalah cinta yang rela pergi untuk perasaan cintanya pada Shiren. kau adalah cinta yang terlalu menderita karena sakit akibat perasaan Tommy yang bukan untukmu. Dan kau adalah cinta yang terus bersabar menunggu cinta Tommy untukmu,’’ kataku pada Tari.
    Tari hanya tersenyum kacil, namun tampak olehku wajah yang begitu bahagia. Menyejukkan hati dibawah terik matahari yang menghujani kita. ‘’Setelah kau mengatakan ini, aku tidak tau apa yang harus kulakukan. Aku bahagia karena akhirnya dia sadar dan mengetahui semuanya, meski butuh waktu yang tidak sebentar,’’ katanya dengan tenang.
   Aku berpepesan dengan Shiren dikoridor sekolah, tidak seperti biasa dia bagai tak melihatku. Apa dia sudah tau tentang semuanya ?  tanyaku dalam hati. Namun tanpa berhenti aku tetap melanjutkan jalanku. Setelah sampai didepan kelas Tari,akupun masuk dan ikut tenggelam dalam perbincangan wanita entah mengenai topik drama korea dan segala pernak-perniknya yang sedang mendemam saat ini.
   Setelah larut cukup lama Shiren tiba-tiba bergabung diantara kami, dengan senyum cantik yang tersungging diwajahnya seolah tak pernah terjadi apa-apa ‘’ hai semuanya ...,’’ sapanya dengan ceria.
   ‘’hai,’’ jawab kami semua yang ada dalam lingkaran pembicaraan itu dengan memasang wajah seperti biasa, berharap agar tak terlintas sedikitpun kecurigaan dihati Shiren.
   
  Meskipun aku telah bertekad menghakimi Shiren dengan cara yang seperti ini, aku tetap merasa tidak tenang. Bukankah dia sahabatku juga ? Bukankah aku harus menuntunnya karena dia terlalu buta dengan pengakuan ? Atau apakah aku telah salah karena telah menceburkan diri pada semua ini ? namun tidak juga bisa kutahan rasa kecewa pada sikap Shiren yang menyakiti hati sahabat-sahabatku, entah Tommy ataupun Tari, walau Shiren adalah sahabatku juga. Masih kuingat bagaimana Tari menahan perih hatinya yang tergores luka saat melihat Shiren dengan Tommy ataupun saat mendengar ribuan curahan hati Shiren padanya tentang bagaimana cintanya Tommy pada Shiren sampai-sampai aku yang mengetahui semua itu dan berada disamping Taripun tak bisa melakukan apa-apa sekalipun aku adalah sahabatnya. Aku hanya bisa memberi kepalan tangan yang hendak diremasnya berkalli-kali setidaknya untuk melampiaskan teriakkan hatinya yang begitu menyakitkan.
   ‘’Opi....,’’ kata Shiren perlahan padaku setelah lingkaran pembicaraan itu berakhir.
   ‘’ada apa..,’’ katakku perlahan merespon.
   ‘’aku ingin menceritakan sesuatu,’’ jawabnya dengan wajah polos.
  Aku tersenyum ’’ayo ceritakan’’, kataku.
  ‘’kemarin... Tommy mengakhiri semuanya. Dia menelphoneku dengan nada yang begitu menyakitkan. Dia seperti meluap-luap,’’ kata Shiren.
  ‘’memangnya ada apa ?,’’ tanyaku pura-pura tidak tahu ‘’apa yang terjadi diantara kalian,’’ lanjutku.
   ‘’entah bagaimana dia tahu tentang semuanya, tentang aku yang membagi cintaku. Tentang pihak ketiga yang hadir diantara kita ,’’ kata Shiren.
   ‘’lalu bagaimana ? apa kau baik-baik saja ?,’’ tanyaku.
   ‘’entahlah.... aku sendiri tidak tahu bagaimana perasaanku saat ini. Aku tidak tahu apakah aku harus sedih ataupun tidak peduli,’’  jawabnya.
Bukankah kemarin kau tidak peduli ? sekian banyak kata-kata menyakitkan yang Tommy lontarkan kau tetap saja tidak perduli. Apa hatimu begitu keras ? kataku dalam hati.
   ‘’Opi...,’’ apa yang harus kulakukan ?,’’ tanyanya dengan merengek.
    Aku tersenyum kembali ‘’begini saja, kau lanjutkan apa yang telah kau mulai dengan sang pihak ketiga, bukankah dia juga sangat mencintaimu ? bagaimana halnya Tommy juga merasakan hal yang sama tapi kali ini kau telah diberi keluasan yang begitu besar untuk mencintai sang pihak ketiga sepenuhnya. Dan lupakan apapun yang telah terjadi antara kau dan Tommy, anggap itu hanya mimpi belaka. Dengan demikian kau akan tahu bagaimana perasaanmu saat ini, entah sedih ataupun tidak. Kau juga dapat melakukan apa yang harus kau lakukan. Namun sebaiknya kusarankan kau untuk melepas Tommy sepenuhnya, agar semua benar-benar berakhir. Dan pihak ketiga akan berhenti menjadi pihak ketiga, tapi memiliki sepenuhnya. Bukankah itu yang terbaik. Dan melepas Tommy dengan cinta yang lain,’’ kataku menjelaskan.
    Shiren tiba-tiba memelukku ‘’kau memang  sahabatku,’’ katanya kegirangan.  Percayalah aku melakukan ini untuk menebus dosa karena telah menghakimimu tanpa seharusnya. Dan aku melakukan ini untuk orang yang terlalu lelah menahan perih hatinya. Jadi aku bisa merasa tenang dan tidak berhutang lagi, serta telah melepas tanggung jawabku untuk mengingatkanmu tentang kesalahan yang telah kau lakukan , karena bagaimanapun  kau tetap sahabatku dan aku harus menerimamu sepenuhnya kataku dalam hati sembari membalas pelukan Shiren.
   Tommy tersenyum padaku sembari bertanya ’’Opi...,’’ katanya perlahan. ‘’ada apa,’’ responku. ‘’apa kau tahu dimana Tari ?,’’ tanyanya dengan berbisik. Aku tersenyum dengan memasang wajah curiga pada Tommy ‘’memangnya ada perlu apa kau dengan Tari ?,’’ pancingku. Tommy menunduk malu. ‘’baiklah aku mengerti apa yang ingin kau lakukan,’’ kataku sembari pergi. Sementara Tommy kebingungan melihat sikapku yang nampak sok tahu itu.
  Aku berdiri dengan jarak tujuh meter dari Tommy dan Tari. Sembari melihat sekitar dan mengamankan mereka. Karena akupun mengerti apa yang ingin mereka selesaikan.
  ‘’maaf..., maaf karena aku terlalu buta pada apa yang terjadi. Maaf karena aku tidak peduli dengan rasa sakit yang kau derita selama ini. Padahal aku tahu bagaiman perasaanmu. Tapi.. begitu bodohnya aku, hingga aku tidak peduli...,’’ kata Tommy memulai pembicaraan. Tari tersenyum manis.
   ‘’sudahlah... semua sudah terjadi. Bukankah kita tidak bisa mengulang waktu. Lagi pula aku tidak harus terlalu tenggelam dalam lukaku. Ini hanya luka, yang sebentar lagi akan sembuh,’’ kata Tari dengan wajah tegar.
   ‘’aku yang telah membuat luka ini, aku ingin.. aku juga yang akan mengobatinya. Tidak bisakah .. kita memulai dari awal, apa yang seharusnya baik untuk kita,’’ kata Tommy.
    ‘’tommy... ini yang terbaik untuk kita...,’’ kata Tari perlahan ‘’jadi... tidak ada yang harus dimulai kembali,’’ lanjutnya.
   ‘’apa kau tidak memberiku kesempatan ?,’’ tanya Tommy dengan wajah murung.
   ‘’aku bukan tidak memberimu kesempatan. Tapi aku hanya memilih jalan terbaik. Kau baru saja terluka karena Shiren. Bagaimana bisa kau sembuh secepat ini dan meminta cintaku kembali, sedang kau baru saja kehilangan cintamu sendiri. Kau masih tidak mengerti, sekalipun semua perasaanmu untuk Shiren telah hilang karena apa yang telah dilakukannya, tapi tidak semudah itu lukamu akan sembuh dengan begitu saja. Saat kau meminta cintaku kembali, mungkin saja ini hanya pelarinmu. Aku hanya tidak ingin perasaan yang telah ku jaga dan kupertahankan ternodai rasa menyesal. Cintaku ini tidak ingin dibalas rasa kasihan ataupun rasa bersalah, cintaku ini benar-benar cinta. Jadi lebih baik.. kau sembuhkan luka itu dulu, setelah benar-benar sembuh, barulah kau bisa meminta cintaku untuk kembali. Namun jika setelah sembuh nanti kau tidak mencintaiku seperti ini, aku tidak akan menuntut apapun darimu, karena cintaku ini tak pernah mengharaf balasan,’’ kata Tari sembari tersenyum pada Tommy.
   Sedang Tommy benar-benar menyesal karena telah menyia-nyiakan cinta yang sebenarnya. Tommy melihat Tari secara perlahan ‘’ketika aku dalam masa penyembuhan nanti, maukah kau tetap menungguku ? kerena aku dengan sadar ingin mengatakan bahwa AKU INGIN MENJADI ORANG YANG TIDAK PERNAH MERELAKAN CINTAMU UNTUK ORANG LAIN, KECUALI ITU DEMI KEBAHAGIAANMU SENDIRI,’’ kata Tommy.
   Tari tersenyum sembari mengangguk. Aku yang larut secara diam-diam dalam pembicaraan mereka.  merasa sangat puas mendengar mereka bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan dan tidak ada yang tersembunyi sedikitpun. Meski masih tidak saling memiliki, kalaupun ada ancaman datangnya pihak ketiga yang mungkin saja menggoyahkan keyakinan mereka, mereka tidak peduli, KARENA CINTA MEREKA ADALAH CINTA YANG SEBENARNYA, DAN CINTA YANG SEBENARNYA TIDAK PERNAH MENGHARAF BALASAN.


                                                                            ~ TAMAT ~

By :  YULIA PRASTIKA

 

 


..-DISAAT  HATIKU  UNTUKMU-..
DAN  HATIMU  UNTUKNYA



                                                          ...oOo...

          Sore itu pukul 15.00 ulfa pergi kesekolah untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler Club matematika. Seperti biasa ulfa bertemu dengan Alfi, karena mereka memang mengikuti kegiatan yang sama. ‘’Ulfa... PR SASTRA kita yang kemarin... kamu udah jadi belum ?,’’ tanyanya. ‘’yang mana ?,’’ balik ulfa bertanya. ‘’yang buat puisi itu ?,’’ katanya. ‘’oooo yang itu, kaya’nya udah jadi dech..,’’  kata Ulfa. ‘’ufaaa kamu mau bantuin aku buat puisi gak ??,’’ katanya meminta dengan wajah manja. ‘’icchhh, loe sapa ? buat sendiri sana ..,’’ jawab ulfa. ‘’aku gak bisa, lagian puisi itu girly banget , gak cocok buat cowok macho kaya’ aku ,’’ katanya. ‘’ciyuuussss miapaaaa ?,’’ ledek Ulfa. ‘’mi ayam, bawel banget sich jadi cewek,’’ katanya. ‘’ichhh terserah,’’. ‘’ya dahhh bantu aku please... nanggung ni...,’’. ‘’tapi ada uang keringetnya dong..,’’. ‘’udah pelit, matre lagi,’’. ‘’terserah, no money no things,’’. ‘Ya dah, kamu mau apa,’’. ‘’aku mau sepiring nasi ayam, sepiring mie goreng, es campur, es kelapa muda, sama snack tarro ukuran jumbo. Besok pas keluar main,’’. ‘’gila ! cewek kok makannya banyak banget, ‘’. ‘’emang ya, masalah buat loe kalo gak mau juga gak apa-apa tapi kata bu guru aku yang paling jago buat puisi dikelas...,’’. ‘’ya deh, iya tapi aku harus dapet A+ ,’’. ‘’gak masalah.....,’’ kata ulfa sembari pergi.

                                                     ...oOo...

          Sepiring nasi ayam, mi goreng, segelas es campur dan es kelapa muda serta dua buah snack ukuran jumbo terhampar di salah satu meja kantin.

‘’bagus, bagus....,’’ kata Ulfa tersenyum puas.
‘’ya, tapi aku gak jajan sekarang !,’’ keluh Alfi
‘’terserah,’’ jawabnya ketus.
‘’kok gitu..., bagi snacknya dong satu... masa iya, kamu makan semua...,’’
Okan datang. ‘’yakin mau nraktir.. ?,’’ tanya okan pada Ulfa.
‘’iya dong.. ini kan udah siap khusus buat my honey boney sweetyku...,’’
Okan tersenyum. ‘’ech..., bro.. gabung yuk..,’’ tawar okan yang tiba-tiba datang diantara mereka pada alfi.
‘’ga usah..., gue duluan,’’ katanya sembari pergi.
          Lapar telah hilang. Bukan karena malu, ataupun tidak enak pada okan. Bukan... detak jantung Alfi selalu terhenti saat melihat Okan dan Ulfa bersama. Telah lama Alfi menaruh hati pada Ulfa, namun tak pernah sanggup ia ungkapkan, hingga suatu hari sahabatnya. Okan. Mendahului keinginan itu.
          ‘’nie.. tanda gue sayang sama lho..,’’ kata Okan sembari meletakkan sebungkus snack dihadapan Alfi. Alfi hanya tersenyum dan mengangguk.
‘’lho kenapa ?,’’ tanya Okan.
‘’ga apa-apa ,’’ jawab alfi
‘’cerita donk bro... gak usah gengsi, gue tau loe mungkin mikir kalo’ini terlalu cewek banget....,’’ hahay  Okan menyengir ‘’tapi... santai aja lah.... kan sama gue... sahabat loe..,’’ lanjutnya.
‘’loe bisa diem gak sich ?!,’’ Alfi membentak ‘’dari tadi ngoceh aja kaya’ cewek ! kalo’ gue bilang gak apa-apa ya udah gak apa-apa ! budek apa loe !,’’ lanjutnya dengan nada semakin tinggi.
‘’ech ! santai donk ! gue ngomong baik-baik ! kok nyolot ! emangnya Cuma loe yang punya mulut !,’’ respon Okan sama kerasnya.
‘’ech terserah ya ! gue pakek mulut gue juga buat apa, itu masalah buat loe !,’’
‘’kurang ajar loe !,’’ kata Okan sembari mendaratkan tinjunya tepat ditepi bibir tipis Alfi. Karena kerasnya Alfi pun terjatuh. Namun dia bangun kembali dan membalas tinju Okan dengan tinjunya pula, tapi tepat dibagian pelipis Okan.
          Spontan suasana kelas itu menjadi ribut, siswi berteriak. Sementara siswa laki-laki berusaha menyabarkan mereka berdua  yang tak bisa lagi dipadamkan amarahnya. Namun pada akhirnya, Okan dan Alfi selesai dengan perkelahian itu, setelah merebahkan tubuhnya dengan ringisan perih luka diruang BP.
‘’kalian ini apa’-apa’an sich ???,’’ kata bu Endang dengan nada bicara lembutnya yang menenangkan hati ‘’padahal.. kalian kan teman karib.. kok kelahi... ndhak baik tho... tau kan...,’’ lanjutnya yang lkali ini dengan logat bahasa jawa yang agat kental.
‘’dia duluan buk... masa’ pukul muka’ saya sembarangan ! mentang-mentang ikut exschool tinju... itung-itung donk kalo’ mau mukul....,’’ kata Alfi membela diri.
‘’ech... coba kalo’ gak nyolot duluan gak bakalan aku pukul !,’’ bela Okan.
‘’alasan !,’’
‘’ech... emang kamu aja yang banci !,’’
‘’kamu....!,’’ sebelum sempat melanjutkan kata-katanya bu Endang lebih dulu menyela pembicaraan mereka.
‘’sudah-sudah,,,, kalian ini diurus masih aja kelahi... ndhak baik...,’’ kata bu Endang tetap dengan nada yang halus. ‘’Alfi... tidak akan ada asap kalau tidak ada api... Okan mukul kamu.. karena dia tersinggung dengan kata-kata kamu,’’ kata bu Endang pada Alfi. ‘’dan kamu Okan... jangan mudah emosi... kamu kan ndhak tau.. kalau temen kamu ini suasana hatinya sedang buruk... jangan diambil hati...,’’ lanjtnya pada Okan.
‘’iya buk......,’’ kata mereka berdua serempak.
‘’ya sudah... daripada berkelahi... lebih baik kan saling membantu... nach.... mumpung asam urat penjaga sekolahnya lagi kumat... sekarang kalian bersihkan toilet anak laki-laki kelas 10, 11, dan 12.... ya...,’’ kata bu Endang menjatuhkan hukuman dimeja hijaunya.
‘’tapi buk.....,’’ kata mereka berdua serempak untuk yang kedua kalinya.
‘’ndhak ada banding... masuk BP sekolah ini hukumannya tidak bisa diganggu gugat... setara sama tingkat MA lho.... sudah sana...,’’ kata bu Endang yang lagi dan lagi dengan logat jawa yang halus.
Dengan tetap meringis sakit Okan dan Alfi segera membersihkan toilet.
          Ulfa menunggu Okan dengan cemas. Sementara siswa siswi lain melesat pulang. Tiba-tiba seseorang mengusap keringat Ulfa yang mengalir dipelipisnya.
‘’kamu gak apa-apa ?,’’ kata Ulfa membelai lembut pelipis Okan yang memar.
‘’udah gak apa-apa...,’’ jawab Okan.
‘’aku khawatir... tau..,’’
‘’gak apa-apa kok.. enelan..,’’ kata Okan dengan nada bercanda.
‘’ich.... aku serius...,’’
‘’iya, iya... kamu sich...,’’
‘’emangnya kamu punya masalah apa sich sama Alfi sampe harus berantem segala ?,’’
‘’biasalah... masalah cowok...,’’
‘’hmmm, ya udah.... tapi... mampir kedepot es campur dulu ya... panas... haus...,’’ pinta ulfa dengan wajah manjanya.
Okan  mengangguk... dan selalu begitu pada ulfa.. teman wanita kesayangannya.
                                                          ...oOo...
          Ulfa melapisi bibir tipisnya dengan lipgloss pink yang manis. Kemudian memperbaiki poninya dan menyambar kunci motor yang tergeletak bebas dimeja belajarnya.
‘’ya ... aku udah berangkat...,’’ kata ulfa dengan ponsel yang didekatkan ketelingannya.
Lalu memasukkannya ketas yang terselempang dipundak kirinya.
          Sesampainya ditempat yang ia tuju, ulfa bergegas mendekat kearah Okan sambil membawa handuk kecil berwarna hijau muda dan sebotol minuman isotonik.
‘’yank...,’’ panggil ulfa perlahan pada okan yang berdiri tidak terlalu jauh darinya.
Melihat ulfa yang berada tidak jauh darinya, Okan memegang hangat piinggang gadis itu, dan menariknya agar lebih dekat, kemudian tersenyum manja.
‘’o ya... aku mau bilang sesuatu...,’’ kata Okan pada ulfa sembari menarik pergelangan tangannya, menuju tempat yang lebih sepi.
Dan sampailah mereka dibawah pohon rindang besar. Mereka berhadapan. Okan menggenggam kedua tangan Ulfa, pupilnya tertuju pada kedua bola mata coklat ulfa. Dia memiringkan kepalanya dan mendekatkan bibirnya. Jantung ulfa berdegup kencang, mata kecilnya membelalak, keringatnya keluar. melihat respon Ulfa yang begitu tegang, Okan tersenyum kecil, dan membelokkan arah bibirnya hingga  mendarat hangat dikening Ulfa.
Setelah beberapa lama mendaratkan tanda kasih sayang itu, Okanpun berkata ‘’first kiss honey ?,’’.
Ulfa menunduk, wajahnya memerah membentuk bulatan berwarna pink dikedua pipinya.
‘’aku orang yang pertama kan ?,’’ tanya okan berbangga.
Ulfa mendaratkan tinjunya dengan pelan kebahu okan. Okan menarik ulfa dan membenamkan Ulfa kedalam pelukannya. Tinggi ulfa yang hanya sebahu okan membuatnya terbenam dalam didada okan, sementara okan memaksakan diri membenamkan wajahnya keleher ulfa, meski terasa memaksa okan sangat menikmatinya.
‘’aku sayang banget sama kamu.......,’’ bisik Okan pada ulfa.
Tanpa disadari, Alfi juga ada ditempat itu. Melihat kejadian itu. Hatinya yang lebur sudah tak bisa ia tahan lagi, melihat orang yang dicintainya tengat beradu cinta dengan orang lain. Hatinya bagai tertindih batu besar. Hancur. Berdarah. Sakit. Dan iapun pergi.
          Dengan kecepatan tinggi, ulfa berlari membawa setumpukan buku. Dia sudah tak punya alasan untuk menahan urinnya yang terkumpul dikandung kemih. Dia menarik nafasnya dengan terengah-engah. Tiba-tiba, BRUUKK. Dia menabrak sesuatu, buku yang bawanya berserakan kemana-mana. Alfi.
‘’fhi... tolong....,’’ kata ulfa dengan wajah yang tidak tahan.
Alfi hanya diam. Sembari memunguti buku-buku itu ‘’ya udah sana... biar aku yang anter....,’’ katanya datar mengetahui apa yang dialami Ulfa.
‘’makasih....,’’ jawab Ulfa sembari melesat kekamar mandi.
          Ulfa menunggu okan dikoridor sekolah. Seperti biasa. Alfi pun melintas dengan cueknya.
‘’alfi....,’’ panggil ulfa.
Alfi menoleh kearahnya tanpa kata.
‘’cuma mau bilang makasii buat yang tadi...,’’
‘’owch... aku gak bantuin kamu, aku Cuma kasian sama temen –temen yang lain, kalau tugas mereka gak dikumpulin dan gak dapet nilai Cuma karena kecerobohan kamu,’’ jawabnya malas.
‘’kok gitu sich... jawabnya cuek banget...,’’
‘’kenapa ? masalah ...? buat cewek yang baru dapet first kiss sampe-sampe dia keringetan ? hah ? norak tau gak sich ....,’’
Mendengar perkataan itu, pupil pada mata kecil ulfa membesar, otaknya memproses untuk mengingat hal yang terjadi kemarin, disaat Okan mendaratkan ciuman kecil dikeningnya. Wajahnya memerah padam.
‘’apa-apa’an sich kamuu...,’’ kata ulfa berkeringat.
‘’aku ragu kalau kamu udah pubertas....,’’
‘’cukup, kalo’ kamu lagi kesel, ya udah...,’’
‘’first kiss, wahhhhhh... belum pubertas lagi.., hahaaaa.., kamu perlu periksa kedokter kalau kamu normal atau nggak,’’
‘’aku bilang cukup ! kamu nyebelin !,’’
‘’kenapaa ??? bener ?,’’
‘’diem !,’’ kata Ulfa dengan nada lebih tinggi.
Tiba-tiba Okan datang. Dan menengahi mereka.
‘’kenapa ?,’’ tanya Okan pada Ulfa yang berada dibelakangnya, dan dia menghadap Alfi, hanya seperempat bagian badan Ulfa yang terlihat saat Okan ada didepannya, tanda bahwa dia sanggup melindunginya.
‘’jangan cari masalah sama cewek gue,’’ kata Okan pada Alfi.
‘’gue gak pernah ngerasa.....,’’ kata Alfi sembari pergi.
‘’kamu bukan sahabatku...,’’ gumam Ulfa lirih, namun telinga Alfi cukup peka mendengar kata-kata itu meski Okan tidak.
          Mendengar kata-kata yang diucapkan Ulfa, Alfi merasa terhantam hatinya. Sakit. Sulit. Namun dengan bodoh dia bersikap tegar dan cuek dengan kata-kata itu.
Kau tidak tau... betapa aku ingin menjadi orang yang berada didepanmu, menyembunyikan tubuhmu saat kau takut seperti Okan yang melakukannya, membuatmu tersenyum, menjadi sapu tanganmu saat kau bersedih, hilang saat kau ingin  sendiri, dan selalu ada saat kau butuhkan. Kau tidak tau betapa aku ingin menjadi sosok yang kau rindukan saat aku tak ada disampingmu, dan menjadi orang pertama yang mendaratkan kecupan hangat dikeningmu.. sebagaimana Okan melakukan nya.... aku sudah menahan perasaan ini terlalu lama.. sejak kecil dulu hingga sekarang.. perasaanku tidak pernah berubah.. namun karena kebodohan itulah aku hancur, memberikan jalan bagi orang lain untuk memiliki hatimu. Dan kini aku benar-benar kehilangan sosokmu..... demikianlah isi hati Alfi dibalik wajah cueknya pada kata-kata Ulfa. Dia telah hancur. Lebur, berkeping-keping.
                                                     ...oOo...
          Alfi menatap langit-langit kamarnya yang berwarna abu rokok dalam-dalam. Kemudian dia membalikkan wajahnya kearah tembok berlatar putih, tergambar anime khas jepang disana. Naruto-Hinata. Dia sangat menyukainya. Begitupun Ulfa. Naruto tengah melingkarkan tangannya dipinggang hinata, dan hinata  tampak begitu menikmatinya. Mereka tersenyum. dia mengingat saat itu...
Saat itu Alfi dan Ulfa berumur sebelas tahun. Masih kelas enam SD. Ulfa membawa kertas yang sudar diprint dengan gambar naruto dan hinata. Mengingat Alfi adalh sosok yang begitu lihai menggambar, terutama anime Ulfa pun menyuruh Alfi untuk menggambarkannya sebagai kenang kenangan dikertas gambar milik Ulfa. Namun Alfi malah menggambarnya ditembok kamarnya sendiri, dengan polos Ulfa kecilpun bertanya ,’’kok gambarnya ditembok ?... kan Alfi mau gambarin Ulfa dikertas gambarnya Ulfa ....??,’’. Alfi kecil menjawab ‘’ini kenang-kenangan...  naruto itu Alfi dan hinata itu Ulfa, Alfi bakal selalu jaga Ulfa, kaya’ naruto selalu jaga hinata,’’ jawab Alfi kecil sembari menyipitkan matanya. Ulfa bertanya kembali ,’’trus gambar buat Ulfa mana?’’. ‘’ntar...alfi gambarin...,’’ jawab alfi. Mereka pun tersenyum manis.
‘’andai aja... aku bisa jadi naruto buat kamu sekarang... ganti’in posisi Okan dihatimu.. dan jaga kamu...,’’ kata Alfi pada dirinya sendiri sambil menatap gambar anime tersebut ‘’ya Tuhan.... berikan aku kesempatan.. aku mencintainya...,’’ pinta Alfi menghadap langit yang mendung saat itu. Tiba-tiba segaris petir tergambar tepat didepan jendela kamarnya, kemudian diikuti bunyi yang begitu mengagetkannya, hingga itu jatuh kebelang saking kagetnya.
‘’JDUAARRR !!!’’
Jantungnya terasa mau copot, nafasnya terengah karena kaget, dia memegang hangat bagian dadanya. Kemudian turun kelantai bawah untuk sekedar mengambil air putih. Setelah meneguk segelas air putih yang ditentengnya dari dapur, tiba-tiba.. ponselnya berbunyi... dikeluarkanlah sebuah smart phone dari saku celana yang dia kenakan. Terpampang nama sang pemanggil dilayar monitor smart phone tersebut ‘’_Ulfa cUteE’_’’ . alfi pun mengangkatnya.
‘’alfi ??,’’ kata ulfa gemetar dari sebrang.
‘’apa ,’’ jawab alfi datar.
‘’O-... O-... Okan... fhiii,, Okan kecelakaan....,’’ kata ulfa yang sudah tak bisa menahan tangis.
Lutut alfi gemetar. Gelas kosong yang ditangannya terjatuh dan pecah. Spontan matanya berkaca-kaca. ‘’kita ketemu dirumah sakit,’’ kata alfi dengan nada khawatir pada sahabatnya itu, dan langsung mematikan ponselnya.
          Sesampainya di rumah sakit. Alfi melihat ulfa yang terus-menerus menangis. Mama dan papa Okan pun disana. Om rama dan tante nissa. Kak vian pun turut serta. Kakak Okan. Disaat yang bertepatan, dokterpun keluar dari ruang UGD. Mereka bertiga bicara ditempat yangg agak jauh dari Alfi dan Ulfa. Sementara .. Ulfa masih saja menangis.
‘’fhaaaa,, sabar yaaa...,’’ kata alfi sembari memegang pundak ulfa.
Dia langsung berbalik dan memeluk Alfi dengan erat. Menumpahkan segala kesedihan yang dia rasakan saat ini. Alfi merasakan kehangatan yang tak pernah lagi dia rasakan sejak mereka berumur sebelas tahun, sebelum ulfa mengenal okan.
Tiba-tiba mama dan papa okan mengajak alfi dan ulfa memasuki ruang UGD.
Saat disana. Mereka melihat Okan yang terbaring lemah dan masih sadar. Tante nissa tak henti-hentinya menangis melihat keadaan Okan.
‘’udah lah... maaa...... okan gak apa-apa..,’’ katanya lirih ‘’Okan tau... udah gak ada harafan..,’’ lanjutnya. Tante nissa semakin menumpahkan tangisnya dipelukan om rama.
‘’maa.... maafin okan yang  udah jadi anak bandel...,’’ liriknya kearah tante nissa ‘’pa... maafin Okan yang gak bisa jadi anak kebanggaan papa kaya’ kak vian,’’ lanjut nya melirik om Rama.
‘’nggak... Okan bikin mama sama papa bangga dengan prestasi-prestasi Okan disekolah...., terutama bidang tinju yang okan geluti itu,’’ jawab om Rama dengan nada lirih. Okan pun tersenyum.
‘’kak Vian... sekarang  kak Vian boleh masuk kamarku kapan aja, trus bisa otak-otik laptop ku juga, kak Vian juga boleh ambil motor ninja putih kesayangan ku... jangan lupa ganti olinya tiap bulan yaaa...,’’ katanya menyempatkan diri dengan candaan.
Kak vian memelluk Okan dengan sangat pelan, takut jika pelukan itu semakin menyakiti Okan ‘’kenapa kamu bicara seolah-olah kamu bakalan pergi...,’’ bisik kak vian hangat pada Okan.
‘’Okan tau... tulang belakang Okan udah bergeser terlalu jauh dari tempatnya, dan Okan juga tau.. kalau Okan mengalami pendarahan hebat diotak, Okan tau semuanya... dan sebelum Okan benar-benar pergi... Okan bakal bicara sepuas-puasnya tentang isi hati Okan...,’’ kata Okan lirih.
Dan kak Vian melepas pelukan itu dengan sangat hati-hati.
‘’maa... pa... kak vian... bisa gak kalian tinggalin okan, Okan mau bicara sama temen Okan,’’
Tante Nissa, om Rama, dan kak Vian pun keluar dari kamar itu.
 Okan tersenyum lirih pada Alfi dan Ulfa.
 Tanpa aba-aba... Ulfa langsung memeluknya sembari meneteskan air mata. Ini kali kedua Okan menerima pelukan tulus dari orang-orang yang disayanginya.
‘’yank.... udah donk... malu tauk sama Alfi...,’’ katanya.
Namun Ulfa semakin mengeratkan pelukannya hangat, sembari menggeleng. Ini kali pertama Ulfa tidak ng’iyakan suruhan Okan. Keadaan membuatnya menjadi gadis pembangkang saat ini.
‘’yank... aku mau ngomong sama Alfi....,’’ pinta Okan.
Kemudian tak tega mendengar Okan memohon dengan segala ketidakberdayaannya, Ulfa melepaskan pelukan itu.
‘’fhii... maafin gue ya broo... karena terlambat tau perasaan loe...,’’ kata Okan lirih pada Alfi.
Alfi membulatkan pupil nya, seribu pertanyaan bertepi dibenakknya, menebak apa yang ingin dibicarakan Okan.
‘’gue tau... loe suka sama Ulfa,’’ katanya.
Alfi terkejut, Ulfa pun demikian..
‘’gue mau loe ngakuin perasaan loe..., tapi loe gak bisa. Dan akhirnya gue nempuh cara dengan segala resiko. Yaitu dengan kasi first kiss dikening Ulfa, gue tau loe disana saat itu,dan gue haraf... setelah itu loe bakal ngakuin perasaan loe ke Ulfa...., tapi... nggak juga..,’’ kata Okan yang masih dalam keadaanya yang mengenaskan itu.
Ulfa membalikkan pandangannya kearah lain. Berfikir bahwa first kiss dari Okan saat itu hanya untuk menjebak Alfi agar mengakui perasaannya, dan tidak benar-benar tulus untuknya.
Seolah mengetahui isi hati Ulfa, Okan berkata ‘’first kiss itu... bukan main-main kok yank... itu bener-bener dari hatiku yang paling dalam... buat gadis yang memenuhi hati dan fikiranku..., tapi karena ada orang yang punya cinta yang lebih dari cinta aku sama kamu.... maka aku juga harus bagi niat first kiss itu buat jebak Alfi yang gak pernah jujur sama perasaannya sendiri....,’’ kata Okan ‘’kok aku ngomongnya banyak banget ya dari tadii.... ya udah,, jaga pacar kesayangan gue ya broo,’’ kata Okan sembari menyatukan tangan Alfi dan Ulfa.
Tiba-tiba..., Okan menarik nafas nya panjang, setelah beberapa detik dia pun diam begitu saja. Ulfa memeluknya lagi, kali ini dengan tangis yang begitu hebat, disertai dengan tangannya yang tidak henti menggoyang-goyangkan tubuh Okan berharaf laki-laki itu merespon tindakannya. Sementara Alfi merebahkan dirinya dengan begitu lemah, dan menyandarkan punggungnya ditembok ruangan itu.
Ya Tuhan..... inikah jawaban dari doa ku yang terlalu serakah ingin memiliki Ulfa hingga kau harus menghukumku dengan memanggil Okan tepat didepan kedua bola mataku ?? ya Tuhan ijinkan aku memutar waktu... agar aku dapat menggantikan posisi Okan, dan tidak meminta doa-doa bodohku itu untuk memiliki Ulfa... ya Tuhan... ampuni aku...
Okan.... aku bakal jaga Ulfa sebagaimana yang kamu minta, dan gak bakal buat dia jatuhin setetes air mata kesedihan dari mata yang kau cintai itu...
Jasad Okan masih dalam pelukan Ulfa, kemudian Ulfa memberi ciuman kecil di kedua mata Okan yang terpejam dalam tidur panjangnya.
‘’yank... aku berharaf the lass kiss dari aku ini... buat kamu bisa melihat indahnya dunia dimana aku gak ada disana... aku berharaf kamu tetap jadi orang yang selalu tunggu aku..... good bye my special boy... remember me forever, please...,’’ kata Ulfa pada jasad tanpa nyawa itu dan melepas kepergian Okan dengan begitu terluka.
Tante Nissa, om Rama dan kak Vian memasuki ruangan itu, bersamaan dengan beberapa paramadis. Tante Nissa melimpahkan tangisnya dalam pelukan om Rama. Begitu pun dengan kak Vian.

Selamat tinggal Okan..... bermimpi indahlah dalam tidur panjangmu itu...,
I’’ll always be your special girl..
   

                          * END *




BY_Yulia Prastika...






                                               DISAAT KAU UNTUKNYA




 ‘’baiklah,’’ kataku ,’’aku mengerti jika memang tak bisa kau beri aku kepastian tentang ini, namun kau harus memilih, tak mungkin kau dapatkan keduanya,’’ lanjutku. Semi melihatku dengan tatapan sayu, lalu menunduk. ‘’aku tahu, kau dalam kebimbangan, tapi aku ingin kepastian. Agar jangan kau katakan lagi, bahwa kau mencintai aku dan dia,’’ kataku lagi. Namun Semi tetap tidak merespon, dia masih menunduk. ‘’cukup,’’ kataku ‘’ begini saja, akan kuberikan pilihan yang lebih mudah,’’ lanjutku. Dia mendongak kearahku yang lebih tinggi karena aku berdiri, sedangkan dia duduk ’’apa?,’’ tanyanya. ‘’jika aku dan nabila jatuh kejurang yang sama,’’ kataku sembari mengambil nafas ‘’siapa yang kau pilih untuk diselamatkan, jika kau hanya bisa menyelamatkan salah satu di antara kita,’’ lanjutku. Dia diam. Kuberi Semi kesempatan untuk berfikir. Aku fikir 5 menit menurutku waktu yang cukup hingga kuajukan pertanyaan lagi ‘’bagaimana?,’’ kataku meminta jawaban. Dia hanya diam, memainkan dua jempolnya diantara dua tangan yang dikepal. Aku menghela nafas ‘’baiklah, diammu memberi jawaban yang cukup jelas. Meskipun aku tidak puas, karena aku ingin mendengarnya langsung darimu,’’ kataku sembari meninggalkan tempat itu. ‘’tania!,’’ panggilnya padaku, namun aku berusaha untuk tidak menoleh.

                    Semerbak pinus menjalar melalui aliran udara sejuk disekiter kamarku. Tabrakan air terjun terdengar jelas mengalir. Kicauan burung yang ramai tidak bisa menutup kesepian hatiku. ‘’ mau jalan-jalan?,’’ tanya rhasya yang tiba-tiba berada dibelakangku ‘’kudengar jika kau datang untuk melihat air terjun pada pagi hari sebelum pukul 6 tepat, maka matahari akan keluar dari celah bukit,’’ lanjutnya dan langsung menarikku.

                       Serpihan air halus menerpa wajahku ketika berada dijembatan kayu yang mengelilingi air terjun itu. Namun, jantungku mulai derdebar kencang saat melihat Semi dan nabila menikmati hal yang sama. Fikiranku mulai tak tenang, aku kesal, aku sangat cemburu. Ingin kutumpahkan rasa sakitku pada Semi.  Teganya dia yang mencabik-cabik parasaanku. Rhsya menggenggam tanganku erat kemudian membalik badanku agar tak melihatnya. Tak kuduga air mataku mengalir. Kutumpahkan semuanya pada pundak rhasya. Seperti seorang balita yang merengek kesal pada ibunya, karena    permennya diambil. ‘’tak pantas kau berikan air mata itu untuknya, sementaara ia tidak peduli,’’ kata rhasya sambil menggulas halus rambutku. Rhasya melepaskanku, namun tidak dengan tanganku ‘’aku disini, aku akan tetap ada dan tidak menyakitimu,’’ kata rhasya. Kata-kata itu tidak memancing perasaanku pada rhasya, perasaanku hanya tertuju pada Semi. Banyak kenangan indah yang masih melekat dalam fikirku akannya. Aku merindukan saat-saat itu.

                    Aku menunggu yang lain di loby penginapan, karena hari ini kita harus pulang dari liburan. Fikiranku kosong. Tak ada satu halpun yang hinggap. Sebelum pulang semi menyarankan untuk makan siang dahulu, dan teman-teman yang lain setuju. Aku tidak lapar , perutku cukup kenyang dengan rasa sakit hati. Kulihat nabila disebrang jalan tersenyum manja kearah semi yang berada di sebrang jalan satunya. Aku menghela nafas, kemudian melihat kembali. Sebuah mini bus melaju dengan kecepatan tinggi kearah nabila. Tak bisa kuhentikan laju kakiku yang ingin untuk menyelamatkannya. Dia terpelantinng kesebrang kembali, sedangkan aku tak merasakan apa-apa. Aku membuka mata, kulihat rhasya yg terlihat sangat dekat dari mataku, wajahnya panik. Namun aku tidak peduli. Hatiku menjerit mencari semi. Kulihat dari celah-celah gerombolan orang yang mengerumuniku, semi sibuk dengan nabila yang terlihat tidak sadarkan diri. Air mataku mengalir menahan sakit luka hati dan jasadku.
                   Saat tersadar. Aku melihat  sebuah ruangan besar bercat putih. Disampingku terdapat mawar merah yang masih segar. Rhasya datang membawa sekeranjang buah. Saat melihatku ia tampak senang sekali. ‘’akhirnya... kau sadar,’’ katanya sambil menggenggam tanganku ‘’jangan lakukan hal itu lagi, aku tak ingin melihat kau melakukannya lagi. Sudah cukup kulihat air matamu karena semi menyia-nyiakanmu, jangan kau bahagiakan dia dengan menyelamatkan miliknya yang membuatmu tersiksa, aku disini,’’ lanjutnya. Aku masih lemah untuk merespon kata-kata rhasya. Maaf tak bisa kubalas rasamu, karena hatiku sepenuhnya terlanjur untuk semi, bagaimanapun aku membunuhnya tetap tak bisa, karena rasa itu terlalu kuat untuknya batinku.






                                  * END *



BY_YULIA PRASHTICKA






PERGILAH  KASIH





‘’Celly... aku suka sama kamu,’’ kata Andra pada Celly ‘’kamu mau gak, jadi pacarnya aku?,’’ lanjutnya. Sontak perasaan Celly senangnya bukan main, karena orang yang sangat dia sukai juga suka padanya. Tanpa fikir panjang Cellypun mengangguk sembari tersenyum manis. ‘’jadi... kita pacaran dong..,’’ tanya Andra. ‘’iyalah..., masih pake’ nanya,’’ jawab Celly malu. ‘’ntar.. pulang bareng ya..?,’’ pinta Andra. Celly mengangguk. Kringgggg .. bel berbunyi tanda istirahat berakhir ‘’ya dach.. aku masuk ya..,’’ kata Celly pada Andra. ‘’ya... tapi inget, nanti pulang bareng,’’ kata Andra. Celly tersenyum sembari masuk kelas.
‘’cie..cie..cie.. ada yang baru jadian ni..., siapa ya ?,’’ goda Momi. Dia adalah sahabat Celly sejak SMP. ‘’ich.. apa’an sich.., biasa aja kalle... kaya’ gak pernah lihat aku ditembak aja..,’’ respon Celly. ‘’tapi ini kan beda.. gak kaya’ mantan-mantan kamu yang sebelumnya, dia Andra... siapa sich yang gak kenal... ketua OSIS, bintang pecinta alam, kapten basket pula..., keren... kamu beruntung banget tau..,’’ kata Momi ‘’o, ya.. satu lagi, dia kan vokalis band sekolah kita,’’ lanjutnya. ‘’Momi... biasa aja, jangan dilebih-lebihin,’’ kata Celly. ‘’hmn.... kesekolah bukannya belajar... malah pacaran,’’ sindir Jerry. Dia adalah seorang bintang kelas dari SMP yang berbeda, yang tentu saja akan menjadi saingan berat Celly yang juga merupakan bintang kelas.
          Jerry adalah seorang perfeksionis yang tidak menginginkan kesalahan sedikitpun dalam hal apapun, sehingga dia sering kali mengomentari teman-temannya. Hal itu juga yang membuat Celly tidak terlalu menyukainya, dan mereka tidak pernah mengalah satu sama lain soal prestasi. ‘’trus kenapa ? masalah buat loe ?,’’ respon Celly. ‘’pacaran merupakan hal yang sia-sia, itu merupakan salah satu hal yang gak berguna dan gak pernah ada artinya, luapan persaan yang Cuma main-main, kaya’ anak kecil tau gak,’’ kata Jerry. ‘’o ya ? kamu bilang gitu karena gak pernah pacaran atau selalu diselingkuhin sich ?,’’ kata Celly meremehkan. Sontak teman-teman sekelaspun tertawa mendengar pernyataan Celly. ‘’dengan pacaran belajar kamu jadi terganggu, trus prestasi kamu bakal turun. Sekolah juga bukan arena buat main-main dan cari cowok,’’ kata Jerry. ‘’hm... sekarang aku tau kenapa kamu bilang gitu,’’ kata Celly ‘’karena kamu emang belum pubertas, kamu pinter tapi gak pernah ngerti tentang perasaan, difikiran kamu Cuma ada logika,’’ lanjutnya. ‘’adik... disini sekolah buat remaja usia 15+ bukan sekolah dibawah usia 10 tahun,’’ kata Momi membela Celly. ‘’jangan –jangan kamu belum mimpi basah lagi..,’’ kata Celly semakin menyudutkan Jerry. Sontak untuk yang kedua kalinya teman-teman sekelaspun tertawa mendengar pernyataan Celly. Dengan raut wajah yang marah, Jerry pun diam.
          Celly menunggu Andra didepan gerbang sekolah, Andra keluar dengan motornya. ‘’maaf ya sweety kita gak jadi pulang bareng, solanya aku harus anter mila pulang,’’ kata Andra. Wajah Celly yang sebelumnya ceria berubah jadi kecewa ‘’ya... gak apa-apa,’’ katanya dengan berat hati. Tiba-tiba Andra tersenyum ‘’sweety ku marah ya ?, maaf... Cuma be’canda,’’ kata Andra. ‘’ich.... jail banget sich...,’’ kata Celly dengan senyum manja. Hehe andra menyengir ‘’kamu imut banget kalau lagi sebel tau gak... pipinya makin chabik, ngegemesin,’’ kata Andra sambil mencubit pipi Celly. ‘’ich... apa’an sich, malu tau dilihat orang,’’ respon Celly. ‘’trusss..... gue harus bilang wow gitu,’’ kata Andra ‘’ hehe, narsis dikit. Ya udah.. yuk naik ntar kesiangan lagi,’’ lanjutnya. Celly pun menaiki motor tersebut, dan kemudian merekapun pulang bersama. Tanpa disadari dari kejauhan Jerry memperhatikan mereka jadi ini yang kau sebut pubertas ? ini hanya hal bodoh yang tidak berguna jadi kenapa aku harus merasakannya, meski masa putih abu hanya dirasakan sekali.. bukan berarti aku harus menikmatinya dengan hal bodoh seperti ini batin Jerry.
          Pak Shani. Guru fisika yang sedang menjalani jamnya dikelas Celly membagikan kertas yanng berisi nama-nama yang sudah diacak dan menjadi sebuah kelompok. ‘’apa ?! kenapa aku harus sekelompok dengan Jerry ?,’’ kata Celly. Mendengar hal itu Jerry pun merespon ,’’ kamu kira aku seneng sekelompok sama kamu ?’’. ‘’pak ! saya mau pindah kelompok ! atau dia yang dipindahin. Terserah bapak dach. Yang penting saya gak sama dia,’’ pinta Celly pada Pak Shani. ‘’tidaak bisa, bukankah kalian yang meminta bapak untuk membentuk kelompok kalian, agar semua adil. Nach.. sekarang kenapa kamu harus menjilat ludahmu sendiri,’’ kata Pak Shani tegas. ‘’benar Celly, ini masalah nilai dan kerjasama jadi jangan kau campur adukkan dengan masalah pribadimu dengan Jerry. Bukankah itu masalah kalian berdua,’’ sambung salah satu teman. Dengan wajah murung Celly terpaksa menerima hal itu.
          Saat dikantin sekolah Celly masih memasang wajah murungnya. ‘’duh, duh, duh... sweety ku kenapa ? kok murung gitu ?,’’ tanya Andra. ‘’aku bete’ .. masa’ aku sekolompok sama orang yang paling nyebelin sedunia, sok perfeksionis plus belum pubertas !,’’ kata Celly. ‘’hah ? emangnya ada orang kaya’ gitu ? asli banget ?,’’ respon Andra ‘’belum lagi... kata-kata BELUM PUBERTAS, masa’ ia sich ... kan udah kelas satu SMA, kamu ada-ada aja..,’’ lanjutnya. ‘’aku serius.... he is my Classmate ! namanya Jerry !,’’ kata Celly menegaskan. ‘’wah... bahaya tu, kalau kamu terus-terusan benci sama dia.... ntar bisa berubah jadi cinta,’’ kata Andra. ‘’hello !!!! yang bener aja, aku suka dia ? gak bakalan ! sekalipun dunia ini Cuma ada monyet !,’’ kata Celly. ‘’aku serius... sweety...,’’ kata Andra. ‘’nggak...... !,’’ kata Celly sembari meninggalkan Andra.
          ‘’ech, kita ngerjain tugas kelompok dimana ?,’’ tanya Jerry. ‘’pokoknya nggak dirumah kamu, soalnya aku males banget. Nggak dirumah aku, soalnya aku gak mau. Aku juga gak mau ditaman soalnya sinar ultraviolet bisa ngerusak kulit aku dan aku gak mau.........,’’ sebelum Celly melanjutkan perkataannya, Jerry menyela. ‘’aku gak mau kamu nolak pendapat aku, karena aku gak nolak pendapat kamu. Aku mau kita ngerjain tugas diCafe Pelangi jam 4 sore karena dihari kerja gak terlalu rame, plus karena gak dirumah aku, gak dirumah kamu, ataupun gak ditaman yang bisa ngerusakin kulit kamu karena sinar UV, keputusan disepakati rapat ditutup titik,’’ kata Jerry sembari meninggalkan Celly. ‘’ech.... dasar cowok nyebelin !,’’ kata Celly meneriakinya
          ‘’Kamu ngerangkum penjelasannya, biar aku yang kerjain tugas hitungannya,’’ kata Jerry. ‘’ech.. kamu kira aku gak bisa apa kerjain tugas hitungannya, kamu kira cuma kamu yang punya intelegensi tinggi ? jangan sombong.. aku juga mampu..,’’ respon Celly. ‘’ ini bukan saatnya buat debat.. aku bagi tugas kita, biar cepet selesai, kemampuan kamu kan dalam pengolahan kata, sedangkan otakku lebih aktif dalam hitungan, jadi jangan protes,’’ jawab Jerry. ‘’ich.... kamu tu...,’’ kta Celly. Tiba-tiba nada dering ponsel Jerry berbunyi Jerry beranjak dari tempat duduknya untuk mengangkat telphone, setelah beberapa saat didpun kembali ‘’kamu mau ngerjain tugas hitungan kan ? udah kerjain aja, nanti biar aku yang ngerangkum penjelasannya, tapi kalau nanti kamu ragu sama jawabannya jangan dikerjain aja, soalnya aku gak mau kamu salah. Jadi kamu bisa kerumah aku buat ngamter tugas kita, soalnya aku gak mau dapet nilai jelek Cuma gara-gara kesalahan bodoh kamu, o ea.. sekalipun ntar aku yang ngerjain tenang aja aku tetep bakal nulis nama kamu kok...,’’ kata Jerry sembari pergi meninggalkan Celly. ‘’dasar cowok sok cool ! kamu jelek tau gak ! nyebelin ! ,’’ teriak Celly. Kira-kira si bodoh mau kemana ya ? kok buru-buru banget ? hm... apa aku ikutin aja ? kan mencurigakan ?.. batin Celly. Celly pun segera membereskan buku-buku dan segera mengikuti Jerry.
          Di ruangan sebuah RUMAH SAKIT , Celly melihat Jerry dengan seorang wanita yang kira-kira berumur 30 tahunan sedang terbaring disebuah ranjang. Dia siapa ? kok kaya’nya Jerry deket banget sama dia ?  bati Celly saat mengintip dari kaca pintu ruangan tersebut. Tiba-tiba wanita itu mengetahui keberadaan Celly, kemudian Jerry membuka pintu untuknya. ‘’maaf... a.. a.. aku..,’’ kata Celly gugup. ‘’udah, masuk aja dulu. Penjelasannya ntar aja,’’ kata Jerry sembari menarik Celly kedalam. Wanita itu tersenyum pada Celly ‘’kenalin Ma... dia Celly temen sekelas aku,’’ kata Jerry pada wanita itu ‘’kenalin Cell.. ini mama aku..,’’ lanjutnya pada Celly. ‘’hai tante.. namaku Kayra Calyadila, tapi dipanggil Celly... biar imut gitu tante... hehe,’’ kata Celly. Wanita itu tersenyum ‘’namanya bagus..,’’ kata wanita itu ‘’jarang-jarang lho.. Jerry mau ngajak temennya kesini, malah mungkin kamu yang pertama, saking jarangnya,’’ lanjutnya. ‘’ya... begitu lah tante orang disekolah aja, Jerry orangnya tertutup... ,’’ kata Celly. ‘’ich.. apa’an sich.. ,’’ kata Jerry ‘’dia bohong ma.. aku anaknya ramah kok..,’’ lanjut Jerry. ‘’ramah apanya ?,’’ respon Celly. ‘’ech...,’’ kata Jerry menangkis. ‘’benerkan ...?,’’ kata Celly. ‘’kalian itu lucu ya...,’’ kata wanita itu tersenyum ‘’kalian pasti temenannya udah lama ?,’’ lanjutnya. Hehe..kedunya menyengir.
          Celly melihat jam tangannya, jam menunjukkan pukul 18.00 . ‘’Jerry... aku pulang ya ..,’’ kata Celly minta diri. ‘’aku anter ya...,’’ kata Jerry. ‘’gak usah.. aku pulang naik busway aja,’’ kata Celly. ‘’hm.. kelamaan, tadi kamu ngikutin aku pake’ taksi kan ?,’’ kata Jerry. ‘’hehe.. kok tahu,’’ kata Celly. ‘’ya iyalah.. masak aku harus bilang karena kau selalu mengikuti hatiku ?,’’ canda Jerry. ‘’ich... sok gombal banget..,’’ kata Celly. ‘’udahlah.. jangan fikir panjang lagi mendingan aku anter aja pake motor,’’ kata Jerry. ‘’ya dech..,’’ jawab Celly. ‘’tunggu ya.. aku ambil motornya dulu,’’. Celly mengangguk.
          Keesokan harinya dikelas, semua tidak seperti biasa. Semua telah berubah total 180 derajat. Momi dan teman-teman yang lain heran melihat keakraban Jerry dan Celly. ‘’kalian berdua sakit ya ?,’’ tanya Momi pada mereka. ‘’ya enggak lah .. kalau sakit kenapa kita masuk ?,’’ jawab Jerry. ‘’trus.. kok bisa akrab gini ?,’’ tanya Momi lagi. ‘’anggap aja Tuhan datangin malaikat dari surga buat damai’in plus buka hati kita, akhirnya temenan dech..,’’ jawab Celly. Momi yang masih bingung langsung menuju tempat duduknya.
   ‘’o ya Jerr ... aku boleh tahu gak mamanya kamu sakit apa ? aku gak maksa sich .. kamu jawab atau nggak ..,’’ kata Celly. ‘’mamaku kanker paru-paru,’’ kata Jerry ‘’dulu.. aku anak nakal pas masih SD, mama selalu suruh aku belajar tapi aku tetep aja gak mau, padahal mama udah janji sama almarhum papa buat jadi’in aku anak yang berguna, tapi karena aku aja yang gak ngerti. Trus pas aku masuk SMP aku baru tahu kalau mama kanker, aku nyesel banget.. dari sana aku berubah, tujuanku satu buat mama sama almarhum papa bangga sama aku sebagai anak mereka sebelum mama dirangkul Tuhan, sebagaimana Tuhan ngerangkul papa. Untung aja sebelum papa meninggal belia meninggalkan asuransi buat kita,itupun Cuma buat biaya rumah sakit. Jadi buat sekolah aku perlu beasiswa, itu sebabnya aku selalu belajar, biar aku bisa tetep sekolah. Jadi aku gak pacaran bukan kerena belum pubertas .. tapi kerena pengen sekolah aja..,’’ lanjutnya. ‘’hehe.. maaf... kalau maksudnya nyindir... aku kan gak tahu.., kamu sich ikut campur urusan orang pacaran itu kan hak... yeee..,’’ kata Celly. ‘’tapi itu kan berpengaruh juga sama prestasi kamu Cell...,’’ kata Jerry. ‘’mulai dach.. ceramahnya,’’ respon celly. ‘’ehc.. dibilangin ngeyel ..,’’ kata Jerry sembari mengulas-ulas rambut Celly.
          Saat jam pulang tiba. Andra menghampiri Celly ‘’sweety, pulangnya ma aku aja ya ?,’’ pinta Andra. ‘’duch... maaf, aku ada urusan mendadak, jadi gak bisa...,’’ kata Celly. ‘’gak bisa dibatalin ya ?,’’ tanya Andra. ‘’ya gak bisa lah... soalnya pentingggg... banget ! hehe,’’ kata Celly sambil nyengir. ‘’emangnya ada urusan apa sich ? sampe kamu bilang penting banget ?,’’ tanya Andra. ‘’mmmmmm...,’’ kata Celly. Dia melihat lambaian tangan Jerry dari kejauhan ‘’ech.. udah dulu ya... udah ditungguin tu...,’’ lanjut Celly sembari pergi. Andra tersadar bahwa yang dimaksud urusan penting bagi Celly adalah sesuatu yang berhubungan dengan Jerry, karena andra pun melihat mereka pulang bersama.
          Saat tiba diruang perawatan mama Jerry, Celly tersenyum sambil membawa sekantong plastik jeruk. ‘’tante... aku dateng lagi..,’’ sapa Celly ‘’aku bawa jeruk loch... rasanya manis banget... kaya’ aku ..,’’ lanjutnya. ‘’yang bener aja ?,’’ respon Jerry. ‘’weeeekkkk, sirik aja !,’’ kata Celly ‘’bener kan tante ? aku manis ?,’’ lanjutnya. ‘’yaaa... cantik juga,’’ kata mama Jerry. ‘’ich... amit-amit dech... kaya’ gitu dibilang cantik,’’ kata Jerry. ‘’Jerry... gak boleh bilang gitu... Celly emang cantikkan ?,’’ kata mama Jerry. ‘’giliran ada Celly disini, mama jadi pilih kasih , masa’ mama bela’in dia terus, yang anaknya mama kan aku ,’’ kata Jerry. ‘’ich... sirik banget sich...,’’ kata Celly. Kemudian merekapun tertawa.
 

          ‘’Cell !,’’ panggil Jerry dari kejauhan. ‘’ada apa ?,’’ tanya Celly. ‘’tadi pas aku keruang guru, kamu tahu gak Pak Anton bilang apa ?,’’ kata Jerry. ‘’apa ?,’’ tanya Celly. ‘’Kita bakal wakilin sekolah, buat diikutin dalam tes pemilihan siswa berprestasi ! buat yang kepilih bakal dapat beasiswa buat ngelanjutin ke Australia sampe sarjana !,’’ kata Jerry. ‘’yang bener ?,’’ kata Celly ‘’tapi.. kira-kira berapa orang yang bakal kekirim ?,’’ lanjutnya. ‘’tujuh orang ! karena ada tujuh paket beasiswa,’’ jawab Jerry. ‘’ya udah... masa’ iya, kita gak termasuk dalam tujuh orang itu ?,’’ kata Celly sambil tersenyum. ‘’ich... pede banget ?,’’ kata Jerry. ‘’hehe... pulang sekolah nanti, kita belajar bareng ya ...,’’ pinta Celly. ‘’okhe.. tapi dirumah aku ya...,’’ pinta Jerry. ‘’siiiippp dachh..,’’ kata Celly.
          Siang itu hujan. Para siswa berkerumun ditepian koridor sekolah untuk menghindari percikan air dari hujan yang deras. Andra disamping celly. andra mengulas-ulas lengannya karena memang dingin. Ujung rok seragam celly basah. Andra melepas jaket yang dikenakannya kemudian dipakaikannya pada Celly. ‘’duch... gak perlu gitu juga kok yank...,’’ respon Celly. ‘’kenapa ? aku kan cowok kamu..,’’ jawab Andra. ‘’tapi kan... kamu yang kadinginan... ntar kamu sakit lagi...,’’ kata Celly. Andra mencubit pipinya, sembari memasang wajah menggemaskan khas yang dia miliki.. ‘’duch.... sweetyku perhatian banget sich... jadi makin cinta...,’’ kata Andra. ‘’biasa aja kali yank... lebay taukkk...,’’ jawab Celly ‘’mmmm ujannya udahan tu..., pulang yuk !,’’ lanjut Celly. ‘’okey..!,’’ jawab Andra. Tiba-tiba jerry melewati mereka. ‘’Jerr.. pulang sama aku ya...,’’ pinta Celly. Jerry terdiam sembari melirik Andra. ‘’tapi... Andra....,’’ kata Jerry. ‘’justru itu.. karena aku sayang sama dia, makanya aku minta pulang sama kamu,’’ kata Celly. ‘’kok gitu sich sweety... maksud kamu apa ?,’’ tanya Andra. ‘’kan gini...rumahku sama rumah kamu bersebrangan jalannya, trus kalo’ ntar kamu bakal anter aku.. kamu mesti puter balik lagi, ntar kalo’ ujannya makin gede kamu kan bisa sakit. Mana Cuma gara-gara nganterin aku...,’’ jelas Celly. ‘’tapi kan....,’’ kata Andra. ‘’duch yank.. udah aku mau pulang, ntar ujannya makin gede, okey. Bye yank..,’’ kata Celly sembari pulang.
Hatinya terasa tersambar petir saat itu... melihat orang yang dicintainya harus bersama orang lain, bahkan hanya untuk pulang. Celly bagai air dalam hidupnya dan kini dia pulang dengan orang lain. Hanya pulang dengan orang lain.....
Kenapa rasanya aku bakal kehilangan Celly ya.... katanya dalam hati. Sembari melihat Celly yang mulai berlalu dari gerbang sekolah.
          Andra berlari dari lapangan basket. Secepat mungkin. Disusurinya puluhan kelas dengan segera. Siapapun dilewatinya tanpa menoleh peduli. Dia melesat menuju perpustakaan yang berada dekat dengan ruang guru. Saat sampai dilihatnya Celly sedang mengotak atik banyak buku yang terhidang disebuah meja, diselaminya buku-buku itu dengan serius. Lembar demi lembar.
‘’sweety...,’’ katanya tiba-tiba mengagetkan.
‘’duch... Andra..  aku kaget nie...,’’ responnya.
‘’kok Andra ? kan biasanya ayank ???,’’ tanya Andra.
‘’sama aja kali.. kita kan pacaran... secara logika sama aja kaya’ temenan... tapi Cuma karena ada perasaan cinta monyet aja yang buat istilah TEMEN PALING DEKET itu jadi pacaran...,’’ jelas Celly
‘’kok gitu sich ?? tentu aku punya tempat lebih istimewa....,’’
‘’duch.... udah dech... aku lagi belajar.. sibuk nie..,’’
Tiba-tiba Jerry datang dengan membawa setumpuk buku.
‘’ini dia... buku-buku yang berhubungan dengan ilmu masyarakat, mirip sosiologi sich... tapi.. secara khusus dijelasin dengan detail, jadi lebih mendalam tentunya,’’ kata jerry. ‘’ech.. Andra kapan dateng ?,’’ tanyanya.
‘’kalian kok makin hari makin deket ?,’’ tanya Andra
‘’kita Cuma temen kok... santai aja lagian kita sering belajar bareng buat dapetin beasiswa..,’’ jelas Jerry.
‘’ beasiswa ? beasiswa apa ? kok kamu gak pernah cerita,’’ tanya Andra pada celly
‘’maaf dech... lupa..,’’ jawab celly pendek sembari masih sibuk dengan buku-bukunya.
‘’kok gitu sich yank...,’’
‘’udah de ndra... aku lagi sibuk ntar aja..,’’ jawab celly.
andra diam. Hatinya terasa diselingkuhi celly dengan buku-buku yang bahkan tak berhati. Perasaannya terbanting saat itu. Sakit. Tentunya. Tapi jika dia memaksakan kehendaknya, tentu semua akan berlanjut tidak baik. Terpaksa dia harus mengalah demi cinta yang masih ingin dipertahankannya, dan tidak akan berakhir begitu saja.
Fine... aku ngalah demi apa yang pengen kamu capai.. meski mungkin ini akan jadi awal renggangnya kebersamaan dan cinta kita. Tapi demi kamu... apapun itu bakal aku hadapin... tapi sebelum semua berakhir aku tetep bakal jaga hubungan kita batin andra yang masih ingin memberontak.
          Celly dan jerry masih sibuk dengan tumpukan buku yang tergelepar diatas meja diruang tamu. Dua gelas susu, sepiring cookies coklat, serta sepiring jelly yang menemani mereka tak tersentuh sedikitpun. Merekan bagai sinar datang pada cermin cekung yang memantul ke fokus cermin, sebagaimana aturan yang telah ditetapkan. Ya... benar-benar mutlak.
          Suara motor andra terdengar berhenti diluar rumah celly. Dengan segera celly membuka pintu tanpa diketuk andra terlebih dahulu.
‘’hai sweety... jadikan.. ,’’ kata andra yang seolah menagih janji.
Aduh.. aku lupa.. aku kan udah janji mau nemenin andra sparing basket batin celly
‘’kok diem sweety ? jadi kan ? ,’’ tanya andra
‘’sorry yank.. aku lupa..,’’ jawab celly
‘’siapa sich cell ?,’’ kata jerry yang tiba-tiba keluar ‘’ech. Andra..,’’ lanjutnya
Andra diam menahan sakit hatinya ketika melihat jerry ada disana.
‘’kalian makin deket aja ya..,’’ respon  andra sembari melepas senyum tak ikhlasnya.
‘’maaf dech... tapi aku bener-bener lupa, lagian besok ada test penyisihan buat dapetin beasiswa itu, jadi sekarang aku harus belajar, lagian kamu kan Cuma sparing , bukan tanding beneran...,’’ jawab celly
‘’ya udah, lagian test itu juga lebih penting, oke aku balik ya ,’’ kata andra pendek sembari pergi.
          Dengan berat hati andra menyalakan motornya dan meninggalkan rumah celly serta meninggalkan celly dengan jerry. Meninggalkan hati dan harafannya disana. Sementara dia hanya pulang dengan  segumpal rasa kecewa.
Sudah terlalu jauh kau melangkah meninggalkanku disini tanpa hadirmu lagi, tapi entah apa yang membuat ku tahan dengan semua itu.... batin andra
          Sudah satu jam lebih celly dan jerry menunggu hasil test penyisihan, ditemani beberapa guru dari sekolah mereka.
‘’duch... kita lolos ga ea ??,’’ kata celly khawatir. Jerry disampingnya.
Dia mendekap jemari-jemari celly dengan hangat, ‘’kita pasti bisa, kan kita udah usaha...,’’ katanya sembari tersenyum.
 Tak beberapa lama kemudian amplop dibagikan oleh para panitia. Dengan hati berdebar mereka membukanya, dan akhirnya mereka menemukan kebahagiaan, ‘’LULUS’’ begitulah kata yang tertulis diatas kertas dalam amplop tersebut. Mereka berpelukan bahagia. Dengan segera jerry menelphone mamanya yang berada dirumah sakit. Sedangkan celly langsung mengirim pesan singkat keandra.
Yank... aku lolos berhasil masuk 50 besar... makasi atas doa n’ dukungannya.. plus soorry  kalo’ semua itu buat kita makin jauh,, kata celly kemudian mengirimnya.
 Tak beberapa lama, handphone cellypun berbunyi, sejurus, cellypun langsung mengangkatnya.
‘’selamat ya sweety.... aku bangga banget....,’’ katanya dari sebrang
‘’ya... makasi ya.. atas semua dukungannya, meski kadang aku liat gak ikhlas-ikhlas banget sich..,’’
‘’kok ngomongnya gitu ?? ikhlasnya banyak’an...,’’
‘’ich... maksa, weeekkkkk,’’
‘’kenapa ? emang benerkan...,’’
‘’nggak..,’’
‘’kamu kangen gak sama aku plus muka’ku yang imut-imut ini...,’’
‘’imut apanya ? gak ......!,’’
‘’masa... ? soalnya aku kangen banget sama pipi kamu yang cabik itu,,, pengen aku remes-remes,’’
‘’mmmmm ya udah aku mau test penyisihan yang kedua nie.. udah dulu ya... aku minta doanya juga,’’
‘’ya... yang terbaik selalu buat kamu....,’’ kata andra sembari menutup telphone.
          Setelah telphon itu ditutup, dimulailah test-test penyisihan selanjutnya, hingga ditemukan tujuh besar untuk menikmati beasiswa di australia hingga sarjana. Dan yang lebih hebat setelah menjalani test selama berjam-jam mereka akhirnya masuk dalam kategori tujuh orang yang beruntung karena kegigihannya. Yang tentunya sangat membanggakan orang tua dan sekolah yang mereka wakili. Terutama andra bagi celly.
          ‘’kencan seharian full ??, bener ? kamu mimpi apa ?,’’ tanya andra pada celly. ‘’kenapa ? masa gak boleh sich ? aku kan pengen ....,’’ respon celly. ‘’bukan gitu... tapi aneh plus tumben banget...,’’ kata andra. ‘’ya udah... yang penting mau atau nggak ?,, itu aja dech...,’’ tanya celly. ‘’positif mau donk cinta...,’’ kata andra. ‘’aku tunggu dirumah besok hari minggu jam tujuh pagi, gak boleh telat,’’ kata celly. ‘’sipz ! siap sweety.....,’’ kata andra.
          Hari minggu itu mereka berdua lewati waktu hanya bersama, tertawa bercanda dan semuanya dengan kebersamaan. Tanpa ada setitik dukapun dihati mereka. Mulai dari belanja dimall, makan siang, foto bareng, jalan-jalan ditaman, dan menelusuri wisata alam berupa air terjun yang merupakan favorit celly. Saat pulang dan sampai didepan rumah celly andra mengungkapkan kebahagiaannya.
‘’aku seneng....... banget hari ini, kita bisa habisin waktu berdua aja... tanpa ada gangguan,’’ kata andra.
‘’gangguan apa ? jerry maksud kamu ? dia Cuma temenku aja lagi..,’’ kata celly.
‘’walaupun... hehe,’’ andra menyengir.
‘’aku mau ngomong sesuatu...,’’ kata celly perlahan.
‘’apa ? ngomong aja ...,’’
‘’besok aku bakal terbang ke australia buat nyelesain study beasiswa itu....,’’
‘’apa ? secepaet itu ? jadi, kamu ajak aku seneng-seneng Cuma biar aku bisa tenang ngeliat lamu pergi ??,’’
‘’aku gak tau harus bialng kaya’ gimana kekamu biar kamu gak marah.. aku takut...,’’ kata celly sembari meneteskan air mata
‘’oke... thanks buat semua usaha kamu, tapi ujung-ujungnya semua itu Cuma buat aku sakit !,’’ kata andra sembari menyalakan motornya ‘’udah, aku capek mau pulang,’’ lanjutnya.’
Celly menggenggam tangan andra yang menarik gas motornya sebelum pergi ‘’aku pengen kamu temuin aku dibandara besok...,,’’ kata celly
Tanpa merespon andrapun pergi.
          Satu jam berlalu. Jerry mulai mengecek barang-barang untuk menghindari jika ada sesuatu yang tertinggal. Sedangkan celly masih saja duduk diam dengan perasaan yang gelisah.
‘’cell.. udah dicek gak barang-barangnya...,’’ tanya andra
Celly mengangguk perlahan. Disana tanpak juga orang tua celly dan mama jerry yang sedang berbincang hangat.
Melihat respon celly yang masih tak memuaskan hatinya jerry membuka pertanyaan ringan.
‘’aku seneng banget lho..liat mama nganter kepergian aku, dan keluar rumah sakit. Tapi aku khawatir mama disini sendirian, tapi.. mama bilang.. dia bangga banget punya anak kaya’ aku dan gak akan jadi masalh kalau aku ninggalain dia demi cita-cita , karena itu kan juga pesan alm. Papa...,’’ kata jerry
Celly tetap diam. Dengan tidak sengaja dia menjatuhkan air mata. Spontan jerry memelukknya hangat. ‘’aku tau... kamu harefin andra... tapi gimanapun kamu harus kuat,’’ katanya sembari menahan sakit.
Ya.. Jerry juga mencintai celly... tapi celly adalah cinta yang terlalu sulit dia miliki, meski berusaha menjauhkan mereka berdua dengan ntah berbagai cara yang membuat celly sibuk dengannya, namun tetap saja tidak bisa. Tapi kini dia mempunyai harafan besar dinegri kangguru sana untuk mendapatkan cintanya, meski akan sulit, tapi dia tetap yakin seiring berjalannya waktu andra akan luntur dari hati celly dan dia benar-benar mengharapkan itu....
‘’nak... pesawatnya udah mau berangkat ni...,’’ panggil papa celly dari kejauhan.
Mereka berjalan perlahan. Kemudian berpelukan untuk saling melampiaskan rasa rindu yang mungkin kan bersarang nantinya. Saat akan memasuki pesawat tiba-tiba..
‘’celly !,’’ teriak seseorang dari kejauhan.
Celly menoleh. Sejurus dia langsung terbenam dalam pelukan hangat yang sangat dia kenal. Andra. Mereka menangis melimpahkan seluruh perasaan. Terutama andra.
‘’maafin aku.... aku memang gak rela... tapi aku yakin ini demi kebaikan kamu...,’’ kata andra
‘’andra... aku sayang banget sama kamu...,’’
‘’ea... aku tau.... aku juga....,’’ kata andra.
Pelukan itu dilepaskan. Dengan perlahan Andra mengusap air mata celly.
‘’jaga diri baik-baik.. kejar impian kamu... buat aku bangga..dan Cuma ini yang bisa aku kasi’ biar kamu tetep hangat disana,’’ kata andra sembari mengalungkan shall putih dan sebuah ciuman kecil dipipi celly yang merona.
Celly hanya mengangguk dan tersenyum.
‘’jaga.. cewek gue ya sob...,’’ kata andra pada jerry.
 Jerry tersenyum kecil. Aku gak bisa janji, karena aku bakal jaga dia buat diri aku sendiri.... batin jerry
          Andra melangkah pergi secara perlahan. Dengan air mata yang menggambarkan ketidakrelaannya, tapi apa yang bisa dia perbuat ? toh ini demi kebaikan celly juga.
         

Aku sakit melihat kau pergi... dengan orang yang tak bisa kupercaya untuk tidak mencuri hatimu dariku.. namun aku juga tak ingin kau mengubur cita-citamu hanya untukku... kalaupun hatimu telah direnggut olehnya atau oleh hati-hati yang lain disebrang sana,,, aku akan berusaha untuk merelakan... sebab,, merelakan adalah satu-satunya cara yang kini bisa kugunakan untuk mencintaimu...
GOOD BYE MY SWEETY....
PERGILAH KASIH .....







   _THE END_BY:YULIA FRASTICKA_



"okeyyyyyy...itw saja dariii adminnnn,,smoga bermanfaat... Jaa_....."

 







 

 

Comments

Popular posts from this blog

Asam - Basa ( Kuat & Lemah )

I. Pengertian Asam - Basa. Menurut teori Arrhenius Asam : Zat yang dilarutkan dalam air akan melepaskan ion Hidrogen Basa : Zat yang dilarutkan dalam air akan melepaskan Ion Hidroksi Menurut Bronsted-Lowry Asama : Spesi yang memberikan proton Basa : Spesi yang menerima proton Menurut Lewis Asam : Senyawa yang mampu menerima elektron Basa : Senyawa yang mampu memberi elektron II. Asam Kuat dan Asam Lemah Asam kuat adalah zat yang bereaksi dengan sempurna, sedangkan Asam lemah adalah zat yang tidak berekasi dengan sempurna. berikut daftar Asam kuat dan Asam Lemah : III. Basa Kuat dan Basa Lemah Basa Kuat adalah zat yang bereaksi dengan sempurna, sedangkan Basa lemah adalah zat yg bereaksi sebagian berikut Daftar basa kuat-basa lemah : Demikian posting kali ini, semoga bermanfaat... wassalammm...

MISTERI SEGITIGA BERMUDA MENURUT PANDANGAN ISLAM

Segitiga bermuda yang juga biasa disebut segitiga setan terletak di wilayah lautan samudera atlantik seluas 1,5 juta mil2 atau 4juta km2 yang membentuk garis segita antara wilayah2 teritorial britania raya sbg titik di sebelah utara, puerto rico teritorial amerika serikat titik di sebelah selatan dan miami negara bagian florida amerika serikat sbg titik disebelah barat. Pasti pernah dgr kan peristiwa2 aneh di sana yang sering terjadi kapal2 hilang baik laut maupun udara secara misterius.Ada yang bilang segitiga bermuda itu adalah tempat mangkalnya alien dan ufo.Ada yg bilang itu adalah pusat magnet terbesar didunia.Ada juga yang bilang itu pusat bumi dan terdapat black hole yang mampu menyedot apapun yg melintas. Lalu apa pendapat islam tentang segita bermuda? Ada hadist yg diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW telah bersabda “Apabila salah seorang berada ditempat yg terbuka atau ditengah matahari sedang bersinar, lalu bayangan yg

DIRECT XL SHP v.4

selamat siang sobat blogerrr....!!!! gimana kabarnya, baik-baik saja khannn,,alhamdulillah, tetap bersyukur pada Allah karna limpahan nikmatnya pd kita.... okheeeee sobat ... kali ini admin share kembali direct xl SHP-XL v.4 lanjutan dari posting admin yang duluuu.. cara penggunaannya/setting browser sbb : 1. jalankan SHP-XL dengan klik start 2. setting dibrowsernya,, contohnya, saya disini menggunakan Mozzila Firefox => klik Options => klik tab advance => klik settings pada conections => lalu check pd Manual proxy configuration, pada colum HTTP proxy isikan dengan 127.0.0.1 dengan port 2013, centang pada use this proxy server for all protocol dan centang SOCKSv5=> klik OK dan Oke. bagiiii yg maw lansunggg aja download  disini. pass " jecksifrashticka " tanpa tanda petik... okheeeee itw sja dri adminnnn,,smoga bermanfaat dn jangn lupa tuk bersyukur... wassalamm...